Misteri Kedaton Majapahit Terkuak

Trowulan - Teka-teki seputar lokasi Kedaton Majapahit mulai terkuak. Upaya penggalian yang dilakukan empat perguruan tinggi di Trowulan, tepatnya di Desa Sentonorejo sedikit membuka tabir penutup selama ini. Hal itu seiring ditemukannya sejumlah bukti dari 36 titik penggalian.

Koordinator ekskavasi dan survei dari tim yang tergabung dalam Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia tahun 2008 (Pati I), Cecep Eka Permana mengatakan, dari bekas reruntuhan yang ditemukan memang menguatkan catatan jika di lokasi penggalian itu pernah berdiri Kedaton Majapahit. ''Tembikar yang kami temukan itu bentuknya tipis dan halus," katanya.

Melihat kondisi itu, Cecep yang ditemui di lokasi pada hari ke-12 kemarin mengatakan, tidak semua orang atau penduduk kala itu yang memiliki. Besar kemungkinan hanya orang-orang dengan kelas sosial tertentu yang bisa memiliki benda-benda tersebut. ''Belum lagi dengan ditemukannya keramik asing. Jelas tak mungkin orang biasa memilikinya," ujarnya.

Bukti tersebut, menurutnya, masih sebagian. Sebab, masih banyak bukti berupa serpihan peninggalan Majapahit yang semakin menguatkan keberadaan lokasi Kedaton Majapahit. Antara lain, umpak (tumpuhan tiang rumah kala itu) dengan ukuran yang besar, lantai segi enam dan benda-benda logam. ''Kalau umpaknya sebesar itu, tentu rumahnya juga besar," katanya.

Dikatakan Cecep, lantai segi enam yang banyak terdapat di lokasi penggalian tersebut, diyakini kuat hanya dimiliki untuk rumah orang dengan kelas sosial tertentu. Ditambah lagi dengan ditemukannya benda-benda logam yang bernilai mahal dan tidak mungkin dimiliki orang biasa kala itu. ''Bahkan, dari cerita, dulu di sekitar sini masyarakat banyak mencari emas," ujarnya.

Semua bukti yang ada itu, masih ditambah lagi dengan tembok pembatas istana dan kanal-kanal yang berhasil ditemukan. Kendati belum berani memastikan, namun dari bukti yang ada, Cecep mengaku, sudah 75 persen yakin kalau lokasi Kedaton Majapahit berada di lokasi penggalian.

Sebagaimana diketahui, empat perguruan tinggi itu antara lain, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Udayana dan Universitas Hasanuddin. Keempatnya tergabung dalam Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia tahun 2008 (Pati I). Penelitian yang dimulai 29 Juli itu akan berlangsung hingga 11 Agustus. Sedangkan, lokasi penggalian sendiri termasuk dalam lahan survei seluas 1000 meter x 700 meter. (abi/yr)
Sumber klik di sini