Selamat datang di blognya Cak Rohman Mojokerto

"(ALLAH) YANG MENCIPTAKAN MATI DAN HIDUP UNTUK MENGUJI KAMU SIAPAKAH DIANTARA KAMU YANG PALING BAIK AMALNYA, ......"(Al-Mulk, 67:2)

5 Jul 2007

Orkes Monata, Palapa dan Sera

Kebanyakan temen-temen dari daerah lain, pemudanya kebanyakan gengsi mendengarkan lagu dangdut. Diangapnya kurang gaul dsb. Bedanya, kalau sudah memasuki wilayah Gerbangkertasusila (gresik, bangkalan, mojokerto, Surabaya, sidioarjo, dan lamongan) dan sekitarnya, para pemuda berhamburan keluar saat orkes di gelar. Jumlah penontonnya sangat fantastis, sebanding bahkan dapat melebihi konser musik pop skala nasional. Tentunya bukan semua orkes yang dapat menghadirkan pulahan ribu penonton, tapi hanya tertentu semisal Monata, Palapa atau Sera. Kadang juga Palada, semua bagai undangan resmi ngumpulnya pemuda untuk joget ria dan hampir dipastikan ada olahraga didalamnya alias tawuran.
Seperti, kemarin pas ulang tahun Kab. Mojokerto mengundang Monata beserta artis-artis popularnya seperti Lilin herlina dan Lusiana Safara. Kedua artis ini paling banyak penggemarnya karena suara dan sopan-santunya di atas panggung. Tidak goyang (ngebor), hampir dikatakan nyaris tidak goyang (just for song) atau istilah gaul arek-arek penggemar orkes dijuluki dengan istilah “Goyangan alus”. Sayangnya dalam acara itu, yang tadinya dirangkai dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Wak Kaji Show (KH. Abdullah said) dari pasuruan kurang dapat dinikmati. Tadinya banyak yang hadir seperti ibu-ibu, bapak-bapak beserta anak-anak mereka termotivasi oleh kehadiran Wak Kaji Show, merasa kecewa karena wak kaji show tidak menyampaikan ceramahnya, hanya memberikan salam dan sambutan sebentar tidak lebih dari 5 menit, kemudian pulang. Dari pengakuan KH. Abdullah said di JTV mesti hanya sekitar 5 menit beliau mendapat saku 3 jt dengan perincian 2 jt dari JTV dan 1 juta dari Bupati Mojokerto. Tapi yang namanya orkes, mesti peminat pengajiannya pulang dan saatnya dimulai orkes jumlah penontonya masih tetap ribuan.

Kembali ke masalah inti yaitu Orkes. Ada beberpa pertanyaan, kenapa hal ini terjadi..?. Padahal lagu-lagunya masih itu-itu saja. Di kaset-kaset sudah banyak beredar, terlebih hasil bajakan berupa rekaman dari salah satu pentas (show) sangat mudah didapatkan, hanya butuh Rp. 3.000-5.000 per kepingnya, dan jika dibuktikan hampir merata masyarakat telah memilikinya. Apalagi kalau ada hajatan disertai dengan bunyi sound system, dijamin full music dangdung koplo ala jawa timur.
Jika dilihat dari seni bermusik, empat orkes lokal tersebut tidak juga terlalu jauh beda kualitasnya dengan ribuan lainnya. Pemusiknya adalah orang-orang yang sama, tapi hanya ada pergantian beberapa saja untuk nama orkes yang berbeda. Tapi tetap saja, begitu nama orkes lokal tersebut terdengar pentas shownya dapat dipastikan pengunjung akan penuh. Pendapatan jasa parkir sekali show bisa mencapai 10-15 juta dengan 5000 per/sepeda motor, belum mobil, dll. Mesti hanya hiburan pada hajatan seseorang untuk melaksanakan khitan/perkawinan, sering dimanfaatkan oleh perusahaan rokok untuk mempromosikan produk-produknya. Karena mungkin melihat potensi pasar yang menggiurkan dan dari segi biaya promo sangat minim. Kampanye anti narkoba di jawa timur juga memanfaatkan pentas dangdut, tapi sayangnya sejauh apa yang saja ketahui mereka yang datang ke-orkes (joget) banyak yang menggunakan narkoba apalagi Miras, mesti banyak juga yang tidak.

Insya Allah berlanjut pada tulisan selanjutnya, (insya Allah kita bahas tentang refleksi pentingnya Orkes)

1 komentar:

ferman mengatakan...

aq Inge monata klu plh arts yg ckp n ayu bdi adhi

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Belajar Bisnis Internet

 

Pengikut

Komentar Terbaru